Analisis Tren Forex Untuk Tahun 2024

Informasi mengenai perkiraan dan analisis tren forex di tahun 2024.
Analisis Forex di Tahun 2024

Pemahaman mengenai tren nilai tukar masa depan dan kebijakan bank sentral bisa menjadi kelebihan tersendiri dalam dunia perdagangan forex yang dinamis. Jane Kane, seorang pimpinan redaksi blog perdagangan bernama LiteFinance, telah melakukan analisa yang memfokuskan perhatian pada perkiraan nilai tukar 2023-2024 yang disediakan oleh Nordea, sebuah institusi keuangan terkemuka yang dikenal dengan analisis pasarnya yang komprehensif.

Sikap Federal Reserve dan Implikasinya

Kebijakan moneter Federal Reserve selalu menjadi penentu penting nilai dolar AS dan, secara tidak langsung, pasar forex global. Sikap Federal Reserve terhadap suku bunga akan memainkan peran penting dalam membentuk dinamika pasar forex pada tahun 2023-2024.

Menurut Nordea, pasar saat ini mengantisipasi tiga pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada akhir tahun 2023. Namun, Nordea memberikan pandangan berbeda dengan berpendapat bahwa Federal Reserve akan menahan diri untuk memotong suku bunga akibat inflasi yang tetap tinggi dan peningkatan upah. Faktor-faktor ekonomi ini membuatnya semakin sulit untuk menurunkan inflasi, dan sebagai hasilnya, batas untuk pemotongan suku bunga tetap relatif tinggi.

Analisis ini menunjukkan bahwa, rata-rata, Federal Reserve telah mulai memotong suku bunga sekitar lima bulan setelah kenaikan suku bunga terakhir sejak tahun 1974. Akibatnya, pemotongan suku bunga selama pertemuan bulan September, seperti yang saat ini diantisipasi oleh pasar, tidak akan menjadi kejutan yang besar. Namun, Nordea berpendirian bahwa pemotongan suku bunga mungkin tidak akan terjadi hingga menjelang tahun 2024, dengan mengakui bahwa ada risiko penurunan terhadap harapan dasar mereka.

Bagi mereka yang terlibat dalam perdagangan valuta asing, poin pentingnya adalah bahwa kekuatan dolar AS mungkin akan bertahan lebih lama dari yang diprediksi pasar, terutama bila dibandingkan dengan mata uang dari negara-negara di mana bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih cepat. Perbedaan antara proyeksi pasar dan perkiraan dari Nordea ini menyoroti pentingnya bagi pedagang forex untuk mempertimbangkan berbagai pandangan dan potensi hasil sementara merencanakan strategi mereka untuk tahun-tahun mendatang.

Beralih ke Eropa, Nordea memperkirakan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan mempertahankan sikap kebijakan hawkish, yang bisa memiliki implikasi signifikan bagi Euro dan pasangan mata uang terkait.

ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni dan Juli, yang akan membawa suku bunga refi menjadi 4,25%. Lembaga tersebut juga menyarankan bahwa pemotongan suku bunga dari ECB masih jauh, karena inflasi bisa menjadi pegangan kuat di area Euro. Pemikiran saat ini dalam Nordea melihat pemotongan suku bunga dimulai pada musim panas tahun 2024.

Mengingat ini, diperkirakan bahwa Euro akan semakin kuat terhadap dolar karena selisih hasil. Namun, ada keraguan tentang penguatan ini. Meski pasar memasukkan pemotongan suku bunga dari Federal Reserve setelah musim panas, kekecewaan bisa berujung pada pengurangan taruhan negatif USD.

Selanjutnya, jika ekonomi global terjun ke dalam resesi, dolar bisa mendapatkan tempat, memberikan lapisan kompleksitas lain bagi pedagang forex. Perkiraan nilai tukar Euro ke Dolar (EUR/USD) jangka pendek telah direvisi sedikit lebih tinggi, tetapi LiteFinance sekarang berharap bahwa EUR/USD akan dibatasi pada 1,15 hingga akhir tahun 2024.

GBP/USD: Kenaikan yang Dibatasi

Analisa Forex untuk Tahun 2024

Poundsterling Inggris, meskipun memiliki perkiraan akhir tahun 2023 yang lebih tinggi yaitu 1,28, diperkirakan akan melihat kenaikannya terhadap dolar AS dibatasi di bawah 1,30.

Perspektif Nordea menyarankan optimisme hati-hati terhadap sterling, memproyeksikan apresiasi yang sederhana terhadap dolar. Namun, perkiraan juga menekankan potensi kendala pada apresiasi ini, dengan level 1,30 berfungsi sebagai batas atas dalam jangka pendek hingga menengah.

Pedagang forex yang berurusan dengan pasangan GBP/USD akan berbuat baik untuk memperhatikan wawasan ini. Meski harapan perkiraan akhir tahun 2023 yang lebih tinggi mungkin menyarankan posisi long yang menarik pada sterling, batasan yang diprediksi juga memperkenalkan faktor risiko penting. Oleh karena itu, pedagang harus mempertimbangkan faktor-faktor ini dengan hati-hati saat membuat keputusan perdagangan mereka.

Resesi Global: Berkah untuk Dolar?

Dalam dunia perdagangan forex, kondisi makroekonomi dan potensi hasilnya selalu menjadi pertimbangan utama. Salah satu skenario yang dipertimbangkan adalah kemungkinan resesi ekonomi global. Jika kejadian seperti itu terjadi, Nordea berpendapat bahwa dolar AS berpotensi mendapatkan keuntungan.

Secara historis, dolar sering bertindak sebagai mata uang lindung nilai selama masa ketidakstabilan ekonomi global. Investor dan pedagang, dalam pencarian mereka akan keamanan dan stabilitas, mungkin berbondong-bondong ke keamanan relatif dolar, menyebabkan nilai mata uang ini menguat. Perkiraan Nordea menunjukkan bahwa resesi global bisa memicu pola ini, yang mengarah pada penguatan dolar.

Skenario ini membawa implikasi penting bagi pedagang forex. Mereka yang beroperasi dalam pasangan mata uang yang melibatkan dolar AS harus memperhatikan hasil potensial ini dan menyesuaikan strategi perdagangan mereka sesuai. Kemungkinan apresiasi dolar akibat resesi bisa memberikan peluang signifikan bagi pedagang yang cerdik.

Namun, penting untuk diingat bahwa resesi global hanyalah salah satu dari banyak skenario potensial. Seperti biasa, pedagang forex perlu menjaga mata mereka tetap terbuka terhadap indikator ekonomi, kebijakan bank sentral, dan peristiwa geopolitik, semua faktor ini dapat mempengaruhi arah tren mata uang.

Perkiraan Mata Uang: Tinjauan Lebih Dekat

Perkiraan nilai tukar Nordea 2023-2024 menawarkan serangkaian wawasan pada beberapa pasangan mata uang mayor dan minor.

Misalnya, nilai tukar Euro ke Dolar (EUR/USD) diharapkan mengalami peningkatan bertahap, bergerak dari titik saat ini 1,08 menjadi 1,17 pada Desember 2024. Peningkatan bertahap ini mencerminkan sikap hawkish Bank Sentral Eropa dan ketahanan yang diantisipasi dari Federal Reserve AS.

Demikian pula, pasangan GBP/USD diperkirakan akan mengalami peningkatan yang sederhana, bergerak dari 1,23 menjadi 1,26 pada akhir tahun 2024. Namun, penting untuk dicatat bahwa meski ada tren naik, GBP/USD diprediksi tetap dibatasi di bawah 1,30.

Dalam hal pasangan minor, Euro ke Norwegian Krone (EUR/NOK) diharapkan akan menurun dari 11,29 menjadi 10,50 pada Desember 2024, mencerminkan sikap hawkish dari Norges Bank.

Di front Asia, pasangan USD/JPY diharapkan akan menurun dari 131 menjadi 120 pada akhir tahun 2024, sementara pasangan USD/CNY diproyeksikan untuk bergerak dari 6,88 menjadi 6,65 dalam periode yang sama.

Kesimpulan

Seiring kita menyelesaikan analisis proyeksi nilai tukar 2023-2024, dampak potensial pada perdagangan valuta asing menjadi jelas. Dari keengganan Federal Reserve untuk pengurangan suku bunga, pendekatan tegas Bank Sentral Eropa, hingga efek potensial dari resesi ekonomi global pada dolar AS, potongan informasi ini memberikan perspektif komprehensif tentang perubahan lanskap valuta asing. Namun, saat kita merangkai wawasan ini ke dalam pendekatan perdagangan kita, kita tidak boleh lupa tentang ketidakpastian inheren yang terkait dengan perdagangan valuta asing. Meski didasarkan pada argumen kuat dan didukung oleh data terkini, perkiraan ini bukanlah tanpa cela. Keadaan ekonomi, peristiwa politik global, dan kebijakan bank sentral dinamis dan bisa menyimpang dari prediksi.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pedagang forex untuk mempertahankan pola pikir yang fleksibel dan adaptif. Membaharui dan menyempurnakan strategi perdagangan sebagai respons terhadap informasi baru akan menjadi kunci untuk menavigasi pasar forex dengan sukses.

Analisis Tren Forex Untuk Tahun 2024
Analisis Tren Forex Untuk Tahun 2024
Informasi mengenai perkiraan dan analisis tren forex di tahun 2024.
Bagikan ke aplikasi lainnya:
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • LinkedIn

Artikel Terkait