Beritanya udah lumayan lama sih, jadi sebenernya agak ketinggalan kalau nulis sekarang. Tapi nggak apa-apa. Who knows ada yang belum tau soal ini.
Sejak awal berdiri, Twitter selalu identik dengan "menulis dalam 140 karakter". Dan itulah daya tarik terbesarnya. Dimana semua media sosial cenderung tidak memberi batasan khusus, maka Twitter memberikan hal baru. Namun sejak tanggal 8 November 2017 lalu, Twitter melakukan hal mengejutkan. Mereka secara resmi mengumumkan bahwa telah terjadi perubahan besar pada platformnya, yaitu batasan berkicau (nge-tweet alias nulis status) yang berubah menjadi maksimal 280 karakter. Naik 2 kali lipat dari maksimal 140 karakter. Awalnya hanya diluncurkan versi beta pada bulan September, dan hanya akun terpilih (biasanya yang punya banyak followers) yang bisa menikmati fitur ini. Sekarang setelah masa percobaan selesai, semua pengguna bisa menikmati Twitter 280 karakter ini. Akun resmi Twitter Indonesia pun mengumumkan beritanya.
Kami memperluas batas karakter! Kami ingin Anda lebih mudah dan lebih cepat mengekspresikan diri di Twitter.
— Twitter Indonesia (@TwitterID) November 7, 2017
Lebih banyak karakter. Lebih banyak ekspresi. Lebih mudah berbagi tentang apa yang sedang terjadi.
Baca blog kami untuk info lebih lanjut 👇🏽https://t.co/hZoDUO1kj1
Kenapa Dinaikkan Menjadi 280 Karakter?
Melalui tulisan di blog resmi Twitter, mereka mengatakan hal ini berkaitan dengan kebiasaan user. Menurut analisisnya, sebanyak 6,9% tweet berbahasa Indonesia mencapai batas saat hanya ada 140 karakter. Maksudnya, 6,9% dari keseluruhan tweet berbahasa Indonesia mentok karena keterbatasan karakter. Akhirnya yang 6,9% tersebut menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengedit agar tulisannya cukup untuk dirangkum dalam 140 karakter. Bahkan kadang sampai nggak jadi dan meninggalkan Twitter sebelum tweet-nya dipublikasikan. Setelah fitur berkicau 280 karakter di Twitter diluncurkan, presentase mentok tersebut turun jadi 1% aja.Saat diuji coba di versi beta, jarang banget ada user yang menghabiskan waktu untuk ngedit cuitan di composer. Karena dukungan karekternya lebih banyak, user jadi lebih bebas berekspresi. Imbasnya, user jadi nge-tweet lebih cepat dari sebelumnya. Karena nggak usah ngedit dan menyingkat huruf dulu kali ya.
Hal yang sama terjadi pada user Twitter yang menggunakan bahasa Inggris. Batasan 140 karakter seringkali nggak cukup buat menuangkan pemikirannya. Tapi berbeda dengan negara yang menggunakan huruf kanji, misalnya Jepang, Korea, dan China. Huruf kanji memuat lebih banyak makna ketimbang huruf latin. Jadi batasan 140 nggak masalah.
Negara Dengan Huruf Kanji Tidak Mendapat Twitter 280 Karakter
Diatas udah disebutkan bahwa negara dengan huruf kanji, misalnya Jepang, Korea, dan China, nggak memiliki masalah dengan batasan 140 karakter. Ini karena dalam huruf kanji, user dapat menyampaikan dua kali lipat jumlah informasi dalam satu karakter dibandingkan dalam banyak bahasa lainnya; seperti bahasa Indonesia, Inggris, Spanyol, Portugis, atau Prancis. Pernyataan ini bisa kamu baca di blog resminya DISINI.Timeline Jadi Penuh Sesak Dong Kalau Semuanya Berkicau 280 Karakter
TIDAK. Karena ternyata hanya 5% tweet aja yang berjumlah lebih dari 140 karakter.Dan hanya 2% yang berisi lebih dari 190 karakter. Jadi timeline Twitter tetap terlihat ringkas, kakak. User hanya nge-tweet 280 karakter kalau bener-bener perlu aja. Gitu sih katanya.
Nyatanya, nggak semua orang merasa senang dengan perubahan besar ini. Termasuk saya.
Sejak awal, Twitter dikenal dengan website microblogging yang memuat hal-hal ringkas aja. Ya meskipun nggak semuanya pada nulis 280 karakter sih. Mungkin karena ini hal baru aja kali ya, jadi pada belum terbiasa. Entahlah, tapi saya tetep suka 140 karakter dibanding Twitter 280 karakter ini.
https://blog.twitter.com/official/in_id/topics/product/2017/Mencuit-akan-Jadi-Lebih-Mudah.html
https://blog.twitter.com/official/in_id/topics/product/2017/Lebih-Banyak-Karakter-untuk-Mengekspresikan-Diri-Anda.html
https://blog.twitter.com/official/in_id/topics/product/2017/Lebih-Banyak-Karakter-untuk-Mengekspresikan-Diri-Anda.html